Selasa, 30 November 2010

“PEMANFAATAN BIJI KELOR SEBAGAI PENJERNIHAN AIR YANG KERUH”


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Di Indonesia pada umumnya air merupakan salah satu sumber bahan baku air bersih yang banyak dipakai, karena ketersediannya yang melimpah ruah. Dalam penyediaan air bersih khususnya air minum, selain kuantitas dan kontinuitasnya, kualitasnyapun harus memenuhi standar  yang berlaku. Air minum yang ideal harus mempunyai karakteristik seperti jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak mengandung kuman pathogen dan segala mahluk hidup yang membahayakan kesehatan manusia, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak meninggalkan endapan pada seluruh tubuh jaringan distribusinya, tidak korodif dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air. (Soemirat: 2000).
Air juga adalah salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan memelihara kesehatannya. Air yang mengisi lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi, memberi tempat hidup yang 300 kali lebih luas dari pada daratan, akan tetapi sebagian besar dari air tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk kepentingan mahluk hidup. Hanya 1% yang merupakan air manfaat yang dapat dipergunakan sebagai air bersih, untuk menjadi air bersih / air minum harus mengalami suatu teknologi.
Teknologi yang diterapkan mulai dari pengambilan air baku, pengolahan air untuk menjadi air bersih yang sangat tergantung kualitas sumber air baku, kemudian melaui system distribusi melalui perpipaan ke area pelayanan.
Pengolahan air dilakukan pada air baku yang pada hakekatnya tidak memenuhi standar kualitas air minum/bersih yang berlaku, sehingga unsur-unsur yang tidak memenuhi standar perlu dihilangkan ataupun dikurangi, agar seluruh air memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dilaksanakan dengan pengolahan air. teknologi untuk pengolahan air yang sangat tergantung dari sumber air baku dengan kualitas air yang bermacam-macam untuk dapat diolah.
Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu me- ngendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan sehari-hari. Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar. Penelitian mereka dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil.
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab selanjutnya. Salah satu yang akan kami lakukan dalam pengujian eksperimen ini adalah menggunakan biji kelor sebagai bahan baku untuk menjernihkan air yang keruh yang mana air tersebut kami lakukan penelitian di daerah pontang tepatnya di Desa Begog
Akan tetapi hal inilah yang menjadi kendala kami di Desa Begog Kecamatan Pontang kami melihat mereka menggunakan air yang sangat kotor yang mengalir di sungai pinggiran jalan raya untuk kebutuhan sehari-hari mereka menggunakan air tersebut untuk melangsungkan kehidupannya
Melihat fenomena tersebut peneliti tertuju di Desa Begog Kecamatan pontang Kabupaten serang Propinsi Banten sebab daerah tersebut masyarakat notabenenya mengunakan air yang keruh yang dijadikan bahan konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari misalkan mereka pakai untuk minum dan MCK.
Selanjutnya kami selaku siswa/siswi MTsN Ciruas yang berasal dari pontang merasa terpanggil untuk mencoba memberi masukan berdasarkan pengetahuan kami dari sekolah yaitu memanfaatkan sumberdaya alam yang mudah di dapat oleh masyarakat yaitu sebuah tema yang kami angkat adalah “Pemanfaatan Biji Kelor Sebagai Penjernihan Air yang Keruh”.
B.  Perumusan Masalah
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah diatas, perumusan masalah adalah “upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan apa saja yang kita cari jawabannya”, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah cara menjernihakan air keruh melalui biji kelor di Desa Begog Kecamatan Pontang ?
  2.  Bagaimanakah hasilnya dari dari penjernihan air melalui biji kelor di Desa Begog Kecamatan Pontang?
C.  Tujuan Penelitian
Menyinggung perumusan masalah yang dikemukakan diatas, pelurusan dari pemanfaatan biji kelor terhadap penjernihan air keruh. Beranjak dari hal diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Menjernihkan air keruh melalui biji kelor di Desa Begog kecamatan Pontang
  2. Melihat hasilnya setelah melakukan penjernihan air melalui biji kelor di Desa Begog kecamatan Pontang








BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.  Biji Kelor (moringa oliefera)
Kelor (moringa oliefera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Buahnya pula berbentuk kekacang panjang berwarna hijau dan keras serta berukuran 120 cm panjang. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa) Lihat gambar dibawah ini.





                                           Gambar: 01. Daun Kelor (Moringa oleifera)
Budidaya tanaman Moringa atau kelor memerlukan pemeliharaan yang sangat minimal dan dapat tahan pada musim kering yang panjang. Cepat tumbuh sampai ketinggian 4-10 meter, berbunga, dan menghasilkan buah hanya dalam waktu 1 tahun sejak ditanam. Tanaman tersebut tumbuh cepat baik dari biji maupun dari stek, bahkan bila ia ditanam di lahan yang gersang yang tidak subur. Sehingga baik bila dikembangkan di lahan-lahan kritis yang mengalami musim kekeringan yang panjang.
B.  Konsep Dasar Tentang Air
            Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
            Dalam kamus besar bahasa Indonesia Air adalah cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dikehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hydrogen dan oksigen.
            Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik menyebabkan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O; suatu molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Sesuai dengan pokok masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam latar belakang di atas maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode secara eksperimen yaitu merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.
Dalam penelitian ini kami merancang sebagaimana kami lakukan untuk menemukan hasil yang kami peroleh melalui beberapa tahapan dalam pelaksanaan percobaan yang kami lakukan misalnya peneliti pertama mencari biji kelor sebagai bahan baku dalam penelitian ini kemudian mengambil air yang keruh ditempatkan pada gelas kimia selanjutnya kami melakukan percobaan dengan hasil air yang semula keruh sedikit menjadi bening

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
  1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Begog Kecamatan Pontang Kabupaten Serang  Propinsi Banten
  1. Waktu
Adapun penelitian ini dilakukan secara singkat sekali karena tidak merlukan waktu cukup yang lama hanya saja beberapa jam saja kurang lebih 2 jam kami membuktikannya pada hari selasa tgl 20 Oktober 2010.  Karena hal ini untuk membuktikan saja apakah air keruh bisa menjadi jernih setelah ditumbuk dengan biji kelor.

















BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Biji Kelor Sebagai Penjernih Air Sungai
Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air.
Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat dilihat pada gambar dibawah ini:



                         
                                 Gambar: 02. daun, bungan dan buah kelor
Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel- partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat.
Namun demikian, beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat. Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.
B.  Cara Penjernihan Air Keruh Melalui Biji Kelor
Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang “terbang” ke mana-mana. Lihat gambar dibawah ini.







                                   
        Gambar: 03. Biji Kelor
Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga. Adapaun cara dalam penjernihan air melalui biji kleor dapat kita persempit yaitu sebagai berikut:
      1.      Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
      2.      Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang
sempurnanya proses penggumpalan.
      3.      Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
      4.      Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
      5.      Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
      6.      Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
      7.      Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
      8.      Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor. Lihat pada gambar dibawah ini















                               Gambar : 04. proses penjernihan air keruh melalui biji kleor
C.  Manfaat dan kerugian Penjernihan Air Keruh Melalui Biji Kelor
Setiap apa yang kita lakukan akan berakibatr dari hasil yang kita peroleh apakah itu manfaatnya bahkan kerugian yang akan kita alami. Ada beberapa beberapa manfat dari penjernihan air melalui biji kelor  diantaranya:
1.      Caranya sangat mudah
2.      Tidak berbahaya bagi kesehatan
3.      Dapat menjernihkan air yang keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
4.      Kualitas air lebih baik :
a.       Kuman berkurang
b.      Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang
Adapun kerugian dari penjernihan air melalui biji kelor dapat kita rasakan adalah sebagai berikut:
a.       Kelor tidak terdapat disemua daerah
b.      Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
c.       Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.




BAB V
PENUTUP


A.  Kesimpulan
            Berdasarkan  analisa dan eksperimen kami dalam pembahasan yang telah kami lakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Air merupakan sumber kehidupan setiap mahluk tetapi kalu air yang keruh bukan saja untuk kita konsumsi bahkan akan menjadi penyakit, dengan ini kami mencoba melakukan eksperimen terhadap air yang keruh agar menjadi air yang jernih. Air yang semula keruh dan berwarna kecokelatan akan menjadi bening setelah melakukan pengujian bebrapa saat kemudian air tersebut menjadi bersih sehingga  kotorannya yang mengendap dibawah dasar air, maka dengan melakukan eksperimen tadi kami dapat menjadikan air tersebut untuk bisa dikonsumsi atau yang lainnya.
  1. Disamping manfaat yang kami lakukan eksperimen disamping itu juga kami menemukan kendala-kendala aatu akibat yang timbul dari penjernihan melalui biji kelor misalnya air hasil penjernihan dengan biji kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala yang kecil.
B.  Saran-Saran
            Saran-saran yang dapat kami ajukan berdasarkan eksperimen hasil penelitian kami sebagai berikut:
  1. Gunakan air yang sehat dan menyehatkan sebagai sumber kelangsungan hidup. Apabila air tersebut keruh dan berwarna kecoklet-cokletan maka lakukan dengan penjernihan air melalui biji kelor yang mudah di dapat.
  2.  Dalam melakukan eksperimen ini  harus menggunakan waktu yang cukup lama bukan waktu yang sempit agar penelitian ini terarah secara sistematis, dan  dapat dipertanggungjawabkan secara validitas lebih-lebih bermanfaat untuk orang banyak













.
DAFTAR PUSTAKA

FG Winarno, Senior scientist M-Brio Biotekindo, Guru Besar Bioteknologi Unika Atma Jaya, Biji Kelor Untuk Bersihkan Air Sungai, Kompas,   http://www.ampl.or.id/wawasan/wawasan-isi-pustaka.php?kode=21
Iptek – Apji, Penjernihan Air Dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera) http://iptek.apjii.or.id/pengelolaan%20air%20&%20sanitasi/PIWP/penjernihan_air_biji_kelor.html
IPTEKnet, 2005, TANAMAN OBAT INDONESIA, Kelor (Moringa oleifera, Lamk.), http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=144
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Edisi Ketiga
PUSKIM, Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan Biji Kelor dan Pohon Kelor http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/puskim/protek_kim/ttg_kim_270701/ttg_kim_ispadbk.htm
Wikipedia, Appropriate Technology, http://en.wikipedia.org/wiki/Appropriate_technology










Tidak ada komentar:

Posting Komentar