Sabtu, 07 Mei 2011

Prestasi dan Prestise

Prestasi dan Prestise


Keberhasilan anak memang menjadi tolak ukur bagi keberhasilan orang tua. Walaupun mungkin ada sebagian orang tidak setuju dengan ungkapan ini setidaknya ada juga sebagian masyarakat yang menganggap ini benar. Hal ini kemudian berkembang di kehidupan masyarakat sehingga membuat para orang tua untuk berlomba-lomba melakukan berbagai macam cara agar anaknya lebih pintar dibanding anak lain yang sebaya.

Apabila orang tua mengutamakan prestise dan mencapai hal itu dengan menggunakan resource yang dimiliki oleh anak maka yang terjadi adalah adanya pemaksaan kepada anak. Ingat bahwa motivasi yang paling kuat untuk mendorong anak belajar adalah motivasi yang timbul dari dalam (motivasi intrinsik) Bila kita mengutamakan prestise maka yang cenderung kita lakukan adalah memaksanya untuk belajar agar bisa mencapai sesuatu yang kita harapkan.

Hal ini tentunya membuat anak merasa tidak bebas dan tidak semangat lagi untuk melakukan tugasnya yaitu belajar. Namun demikian memang untuk beberapa hal seperti menjadi juara kelas dan mencapai nilai terbaik pada salah satu mata pelajaran yang terkenal sulit merupakan salah satu prestasi yang harus di capai siswa.
Dalam hal ini sebaiknya ibu mengutamakan prestasi yang akan dicapai anak. Bila kemudian anak mendapatkan juara kelas maka prestise yang ibu dapat hanyalah sebatas bonus akan apa yang telah ibu lakukan untuk membimbing anak belajar. Bila ibu mengutamakan prestise maka ketika anak tidak berhasil mencapai apa yang ibu standarkan, si anak akan merasa bersalah dan tidak mampu untuk mencapai apa yang diinginkan orang tuanya.

Pencapaian prestise hanya akan membuat anak depresi. Bila mungkin sebaiknya anak diberikan motivasi ringan seperti hadiah (reward) yang akan ibu berikan bila si anak juara kelas, mendapat nilai tertentu dalam mata pelajaran atau mendapatkan peningkatan nilai yang cukup baik antara raport tahun lalu dan raport tahun bersangkutan.

“Minat dan bakat tidak selalu dibawa sejak lahir tetapi justru diperoleh dari lingkungan dan proses pembeajaran” oleh karena itu, minat dan bakat tidak dapat lepas dari kesempatan anak untuk mengalami sendiri pada suatu bidang atau kegiatan yang tersedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar