PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PAI
Oleh: Aep Saepul Anwar
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era globalisasi dan arus transformasi dewasa
ini, pendidikan mengalami perkembnagan yang ditujukan dengan adanya
penemuan-penemuan dalam bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan tersebut tampak
jelas dengan adanya pembaharuan system pendidikan dan pembelajaran yang
menyentuh bukan hanya pada sarana fisik atau fasilitas pendidikan saja, tetapi
juga pada sarana non fisik yaitu tenaga pendidikan yang memiliki pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja
yang reaktif serta sikap yang positif terhadap tugas yang dilakukannya. Salah
satu bagian integral dari upaya pembaharuan tersebut adalah berupa media
berbasis teknologi informasi yang merupakan bagian dari media pembelajaran.
Di Indonesia, sejauh ini paradigma pembelajaran PAI di
Sekolah maupun di Madrasah masih didominasi oleh paradigma pembelajaran
konvensional, yakni paradigma mengajar. Siswa diposisikan sebagai objek, siswa
dianggap tidak tahu apa-apa, siswa dianggap seperti gelas kosong yang harus
diisi air sampai tumpah. Sementara guru memposisikan diri sebagai orang yang mempunyai
pengetahuan, sebagai orang yang satu-satunya sumber ilmu. Guru ceramah,
menggurui, dan otoritas tertinggi terletak pada guru.
|
Fakta di lapangan memperlihatkan media
telah menunjukkan keunggulannya membantu para guru dan staf pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap
oleh para siswa. Media pembelajaran merupakan alat bantu pembelajaran yang
memiliki kekuatan-kekuatan yang positif dan sinergis yang mampu merubah sikap
dan tingkah laku mereka ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis. Sehubungan
dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam
perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi
merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan asumsi di atas, penggunaan
media pembelajaran berbasis teknologi informasi sebagai media yang efektif karena
di rasa sangat penting pengaruhnya terhadap keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, keberhasilan tersebut akan terwujud apabila guru dapat menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan pesan pelajarannya, karena pada dasarnya
media pembelajaran adalah sebagai alat penyalur pesan pelajaran pada setiap
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru dan media pembelajaran
hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan bagi siswa pada kegiatan belajar
mengajar, sehingga fungsi dari penggunaan media tersebut tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
Masalah pendidikan dan pengajaran
merupakan masalah yang cukup kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.
Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen
pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam
proses belajar mengajar atau kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan
materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru
dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang
diberikan guru[1].
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang
sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam
ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan
tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan teknologi)
tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan
dengan faktor-faktor pengajaran disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah penggunaan
media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru atau calon guru,
sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa secara
baik berdaya guna dan berhasil guna.
Bertitik tolak dari pendapat di atas, terlihat jelas bahwa salah satu hal
yang harus diperhatikan adalah guru sebagai pengajar, sehingga dituntut untuk
selalu belajar dan terus belajar, untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Disamping
itu, guru harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan
baik, termasuk juga terampil dalam menguasai teknik dan proses pembuatan suatu
media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung, siswa kurang memahami atau kurang jelas tentang bagaimana cara
memperhatikan ilmu yang telah diajarkan. Melalui penjelasan guru yang disertai
dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan membantu siswa untuk
lebih memahami pelajaran dan dapat mencegah terjadinya verbalisme, sehingga
pengalaman belajar siswa lebih berkesan dan tahan lama. Pemanfaatan media ini sangat cocok untuk
diimplementasikan di sekolah guna sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, diketahui bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar para guru dalam menggunakan media adalah sebagai salah satu
alat bantu pengajaran. Dalam hal ini, tentu saja media yang digunakan adalah
media yang relevan dengan materi yang disampaikan, dengan tujuan untuk menambah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
Namun dilihat dari kenyataan yang ada, tidak sedikit siswa yang masih
kurang jelas dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dalam
penggunaan media pembelajaran, walaupun salah satu fungsi media adalah untuk
membantu pengajaran agar siswa bisa lebih memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru sehingga siswa mendapat prestasi yang lebih baik.
Penggunaan media dalam kegiatan belajar
mengajar harus benar-benar diperhatikan, karena media yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar hanya pada materi pelajaran tertentu yang dianggap
penting. Dengan demikian, tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
B. Pembahasan Tentang Penggunaan Media Berbasis TIK
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
1. Media Pembelajaran Berbasis TIK
Kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.[2]
Menurut Latuheru menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara
guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.[3]
Berdasarkan pengertian-pengertian yang
telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara
guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdayaguna.
Berdasarkan uraian beberapa batasan dan
penjelasan diatas maka dapat dikemukakan ciri-ciri umum media adalah sebagai
berikut :
- Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai (perangkat keras) hadware yaitu suatu alat yang dapat dilihat, diraba, dan didengar dengan panca indera.
- Media pendidikan juga memiliki pengertian nonfisik yang dikenal dengan (perangkat lunak) sofware yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
- Penekanan media terdapat pada visual dan audio.
- Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
- Media pendidikan dapat digunakan secara masal, misalkan radio dan televisi secara kelompok besar dan kelompok kecil misalkan film, slide, video, OHP atau perorangan misalkan modul, komputer, radio tape atau kaset, video recorder.
- Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manjemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[4]
Dari batasan yang disampaikan oleh para ahli di atas mengenai media maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala
bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari
sumber kepada peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Media selain digunakan untuk
mengantarkan pembelajaran secara utuh juga untuk menyampaikan bagian tertentu
dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.
2. Fungsi Media
Pembelajaran Berbasis TIK
a). Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai
alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak
dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendaki untuk membantu tugas
guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada anak didiknya. Guru sadar tanpa adanya bantuan media, maka bahan
pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama
bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. [5]
Setiap materi pelajaran tentu
memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada suatu sisi ada bahan pelajaran
yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada bahan pelajaran yang
sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik,
gambar, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar diproses olah anak didik. Apalagi bagi anak didikyang kurang
menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.
Anak didik cepat merasa bosan dan
kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari disebabkan penjelasan guru sukar
dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan
kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru
bersimpang siur, tidak ada fokus. Hal ini tentu saja harus dicarikan untuk
menjelaskan suatu bahan dengan baik, apa salahnya jika menghadirkan media
sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya pelaksanaan pengajaran.
Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi
dengan keyakkinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.
b). Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh
setiap anak didk. Niali-nilai itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi
terambil dari bebagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali
tedapat di mana-mana; di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan
sebagainya. [6]
Sementara
pandangan Sudirman (1987: 203) mengelompokan sumber-sumber belajar menjadi lima
kategori, yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan perlengkapan, aktivitas
dan medi pembelajaran. [7]
1. Manusia
Manusia sebagai
sumber belajar yang dimaksudkan adalah orang yang secara lan gsung menyampaikan
pesan-pesan pengajaran tanpa menggunakan alat lain sebagai perantara. Ada orang
yang secara khusus dipersiapkan untuk sumber pengajaran melalui pendidikan dan
latihan tertentu, seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan
sebagainya. Ada pula orang yang bukan dipersiapkan untuk sumber belajar, tetapi
memiliki suatu keahlian yang mempunyai kaitan yang erat dengan program
pengajaran misalnya: manajer perusahaan, penyuluh kesehatan, pen gelola KUD dan
polisi.
2. Bahan
Bahan yang
disebut sebagai sumber pengajaran adalah suatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran. Pesan pengajaran yang disampaikan kepada siswa tersebut dengan
menggunakan alat penampil, seperti buku paket, peta, bola dunia dan grafik.
3. Lingkungan
Lingkungan yang
disebut sebagai sumber belajar ialah
tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Tempat dan ruangan
yang dirancang khusus unuk tujuan pengajaran misalnya: bangunan sekolah ruang
perpustakaan, ruangan laburatorium. Sedangkan tempat atau ruang yang bukan
dirancang secara khusus untuk tujuan pengajaran namun dapat dimanfaatkan untuk
sumber belajar mislanya gedung bersejarah, lingkungan pertanian dan kebun
binatang.
4. Alat dan
Perlengkapan
Alat dan
perlengkapan yang dijadikan sumber pengajaran ialah alat dan peralatan untuk
produksi atau untuk menampilkan
sumber-sumber lainnya. Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk produksi
misalnya: tape recorder untuk merekam dan kamera untuk membuat foto. Sedanhgkan
alat dan perlengkapan yang digunakan untuk menmapilkan belajar lainnya
umpamanya proyektor film dan pesawat radio/TV.
5. Aktivitas
Aktivitas
sebagai sumber belajar biasanya merupakan kombinasi antara suatu tekhnik
penyajian dengan sumber lainnya yang memberikan fasilitas atau kemudahan
belajar bagi siswa.
3. Jenis Media
Pembelajaran Berbasis TIK
Media pembelajaran merupakan komponen
instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya
media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Jenis media yang dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran cukup banyak ragamnya mulai dari media yang
sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Teknologi yang paling
tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas
dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir
teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk
tujuan pembelajaran. Dan teknologi terakhir yang muncul adalah teknologi mikro prosesor
yang melahirkan komputer dan kegiatan interaktif.
Berdasarkan perkembangan teknologi
tersebut, media pembalajaran dikelompokkkan kedalam empat kelompok yaitu :
1. Teknologi cetak
adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan materi visual statis yang melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografis, teknologi ini memiliki beberapa ciri
sebagai berikut :
- Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
- Teks maupun visual menampilkan komuniksai yang searah dan reseptif.
- Teks dan visual ditampilkan statis.
- Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
- Teks dan visual hanya berorientasi pada peserta didik.
- Informasi dapat ditata ulang atau diatur kembali oleh pemakai atau pendidik.
2
Teknologi audio-visual
yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran dengan menggunakan media
audio-visual ini penyerapan materi ajar atau pesan-pesan pembelajarannya
melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada kata
atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual
adalah sebagai berikut :
- Bersifat linear.
- Menyajikan visual yang dinamis.
- Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
- Pengembangannya menurut prinsip psikologis, behavioris dan kognitif.
- Cara penggunaanya telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
- Berorientasi kepada pendidik dengan tingkat pelibatan interaktif peserta didik relatif rendah.
3. Teknologi berbasis komputer
merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor. Perbedaannya antara media yang dihasilkan dari dua teknologi
lainnya adalah informasi yang dihasilkan dalam bentuk digital, bukan dalam
bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer
menyajikan informasi kepada peserta didik dengan menggunakan layar kaca. Ciri
utama teknologi berbasis komputer adalah :
- Dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara linear.
- Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang sebagaimana perencanaannya.
- Gagasan-gagasan yang disajikan dalam bentuk abstrak dengan kata, simbol dan grafik.
- Pengembangannya media ini pada prinsip-prinsip ilmu kognitif.
- Pembelajaran berorientasi pada peserta didik dan melibatkan interaktivitas peserta didik yang sangat tinggi.
4. Teknologi gabungan
Adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa bentuk media yang dikendalikan
oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini merupakan teknik yang
paling canggih apabila disertai dengan komputer yang memiliki jumlah random
acces memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang
beresolusi tinggi ditambah dengan periperal atau alat-alat tambahan seperti videodisc
player, perangkat keras untuk bergabung dalam sartu jaringan dan sistem
audio. Beberapa ciri utama teknologi berbasis komputer adalah :
a.
Dapat digunakan secara acak,
sekuensial dan secara linear.
b.
Dapat digunakan sesuai dengan
keinginan peserta didik, bukan hanya dengan cara yang direncanakan dan
dinginkan oleh perancangnya.
c.
Gagasan-gagasan yang disampaikan
disajikan secara realistik dalam kontek pengalaman peserta didik yang relevan
dengan lingkungan sekitar dan dibawah pengendalian peserta didik.
d.
Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan
konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e.
Pembelajaran berorientasi pada
lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran tersebut
digunakan.
f.
Dalam proses pembelajaran banyak
melibatkan interaktivitas peserta didik.
g.
Bahan-bahan ajar memadukan kata
dan visual dari berbagai sumber.
4.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yakni
“prestasi” dan “belajar” mempunyai arti yang berbeda untuk memahaminya lebih
jauh tentang pengertian prestasi belajar. Kata “prestasi” berasal dari
bahasa Belanda yaitu "prestatie", dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha.”
Sedangkan pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
hasil yang telah dicapai di lakukan, dikerjakan dan sebagainya.
Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah bahwa prestasi adalah apa yang
telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja.[8] Mas’ud
Hasan Abdul Kohar berpendapat bahwa prestasi itu adalah apa yang telah didapat
atau diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dari suatu
kegiatan yang telah diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Sedangkan pengertian belajar secara
psikologis menurut Slameto dalam bukunya “Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya” belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Muhibbinsyah juga menambahkan pengertian belajar dalam bukunya
“psikologi belajar” mengemukakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan tingkah
laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.[9]
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka
waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian
nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah
menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertetentu.
5.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Prestasi
Belajar
Kegiatan belajar
dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar mereka memperoleh
pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan demikian belajar berhubungan
dengan perubahan dalam diri individu sebagai hasil pengalamannya dilingkungan.
Secara global, faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi beberapa bagian :
- Faktor Internal (Faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni :
- Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani
dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi
organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga
materi yang dipelajarinya pun kurang atu
tidak membekas.
3. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek
psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran siswa. namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih essensial itu adalah sebagai berikut:
4. Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat
diartikan sebagai sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi
sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh
lainnya.
5. Sikap siswa
Sikap adalah gejala
internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap obyek, orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
6. Bakat siswa
Secara umum, bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang . Dengan demikian, sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam
arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai
dengan kapasitas masing-masing.
7. Minat siswa
Secara sederhana
minat "interest" berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu. Minat
dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang – bidang studi tertentu
Adapun faktor eksternal (faktor dari
luar diri siswa), terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut :
C. Penutup
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang fikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Pengaruh media secara kreatif
akan memungkinkan audien untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan
performa mereka sesai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Melalui
Pengaruh media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses
belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan
hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat
yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya
apabila media tersebut belum tersedia.
Jenis-jenis media pembelajaran berbasis
Teknologi informasi antara lain; Media berbasis visual, Media berbasis audio
visual, Media berbasis Computer dan Multimedia berbasis computer dan
interactive video
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan Basiruddin, (2002) Media
Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.
Sadiman, (1986) Media
Pendidikan: Pengertrian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Latuheru, J.D, (1993) Media
Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran Kini, Ujung Pandang: IKIP Ujung
Pandang.
Arsyad, Azhar ,
(2002) Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo.
Sudirman, (1991)
Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Djamarah, Syaiful Bahri,
(1994) Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional.
[1] Asnawir
dan Basiruddin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal.
1.
[2] Sadiman, Media Pendidikan: Pengertrian,
Pengembangan, dan pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1986). hal.
6
[3] Latuheru, J.D. Media Pembelajaran Dalam
Proses Pembelajaran Kini, (Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang, 1993). hal.
65.
[8] Syaiful
Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), h. 19.
Tulisan yang bermanfaat... Sukses selalu. Kapan wisudanya ???
BalasHapusinsya Allah mdh2an tahun ini doa`nya aja
BalasHapus