A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan pendidikan manusia bisa berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu kemudian dari yang tidak bisa menjadi bisa, itulah sebabnya pendidikan diperlukan sekali.
Didalam perkembangannya istilah pendidikan ini berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan berarti “usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupannya yang lebih tinggi dalam arti mental”.[1] Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.[2]
|
Pendidikan adalah proses bimbingan untuk menciptakan tingkah laku pada anak didik, dengan meningkatkan kualitas manusia yang meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan perilkau anak didik. Sedangkan pada Undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan Nasional dikatakan bahwa:
“Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretaif, mandiri dan berwarga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.[3]
Pendidikan memiliki tujuan yang ingin dicapai untuk mencapai tujuan tersebut bukan hanya dari faktor internal saja melainkan juga faktor eksternal antara lain pendidik, metode, materi, media pembelajaran, dan lingkungan yang memadai. Dari faktor – faktor tersebut salah satunya adalah media pembelajaran.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu, dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan[4]. Sebab di dalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu kegiatan belajar mengajar merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai diatas. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran iu diciptakan suasana yang kondusif, agar peserta didik benar-benar tertarik dan ikut dalam proses itu.
Dalam suatu prosaes belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.[5] Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber pengajaran yang didalamnya disampaikan pengajaran. Media pembelajaran adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi ajar pada saat kegiatan belajar mengajar.
Secara implisit media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari : buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), photo gambar, grafik, tv, computer dan lain-lain. Dengan kata lain media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan sekolah yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[6]
Media pembelajaran disediakan untuk merangsang efektivitas dan efisiensi pengajaran yang dapat mempengaruhi tingkah laku siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Keanekaragaman media pembelajaran yang digunakan secara terencana dan teratur itulah yang akan menyebabkan timbulnya aktifitas-aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa, dalam hal ini akan mempengaruhi proses belajar lebih efektif, sehingga minat belajar pun akan membangkitkan siswa dalam kegiatan belajar.
Dengan demikian efektivitas dalam menggunakan media pembelajaran akan informasi pengajaran yang diterima oleh siswa dapat seoptimal mungkin sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku siswa, sedangkan efisiensi media pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan seefektif mungkin sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.
Suatu sekolah yang kekurangan media pembelajaran akan menemukan suatu masalah dalam kegiatan belajar mengajar, untuk itu agar bisa menarik perhatian dan adanya minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar, maka unit sekolah harus menyediakan kebutuhan siswa seperti dengan adanya media yang memadai[7].
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda, prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.[8] Prestasi merupakan output dari program pendidikan dan pengajaran baik itu di rumah, di sekolah ataupun di masyarakat. Secara sadar atau tidak sadar setiap dilaksanakannya pendidikan itu memilik tujuan atau sasaran. Adapun tujuan atau sasaran tersebut adalah prestasi yang baik.
Prestasi menurut bahasa adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dikerjakan atau dilakakukan).[9] Berdasarkan definisi tersebut, prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh seseorang dari pengalamannya, baik itu pengalaman kerja ataupun pengalaman belajar, yang semuanya itu diperoleh dari kerajinan atau keuletan seseorang baik dalam bekerja maupun dalam belajar. Adapun yang dimaksud prestasi dalam konteks tulisan ini adalah prestasi yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan belajar menurut W.J.S. Poerwadarminta adalah “berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian”.[10]
Selanjutnya menurut Sardiman A.M. “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”.[11]
Kemudian menurut H.C. Witherington, “belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap manusia
Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila ditunjang dengan adanya metode materi dan media pembelajaran yang memadai serta tepat dalam penggunaannya.Dari proses belajar mengajar inilah akan diketahui minat belajar siswa.
Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang memadai agar lebih menggairahkan dan menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dalam proses belajar mengajar, mengingat mata pelajaran fiqh memerlukan banyak media yang membantu untuk membantu internalisasi materi kedalam diri siswa. Namun pada kenyataannya masih ada guru yang kurang menggunakannya seoptimal mungkin, padahal pihak sekolah sudah berusaha menyediakan media tersebut dengan baik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Dari fenomena di atas diperoleh kesan yang begitu tingginya usaha pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan menyediakan media pembelajaran yang lengkap untuk menarik minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dalam kegiatan proses belajar mengajar, namun disisi lain masih ada guru yang kurang, menggunakannya dengan seoptimal mungkin padahal pihak sekolah sudah berusaha menyediakan media tersebut dengan baik. Kesenjangan ini memunculkan permasalahan yang cukup menarik untuk diadakan penelitian.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis bermaksud menelitinya dan mengimplementasikan kedalam judul : Hubungan penggunaan media pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh ( Studi penelitian di MTsN Ciruas Kab. Serang).
B. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah diuraikan bahwa di dalam suatu fenomena didasari, diketahui dan ditegaskan adanya persoalan, pertanyaan atau kesulitan tertentu.[12]
Atas dasar itulah maka yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang?
2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang?
3. Apakah terdapat hubungan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam proposal penelitian ini adalah:
- Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang.
- Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang.
- Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN di MTsN Ciruas Kabupaten Serang.
D. Kerangka Pemikiran
1. Media Pembelajaran (Variabel X)
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi beberapa faktor, baik dari faktor internal maupun eksternal untuk menunjang kearah keberhasilan pencapaian tujuan. Adapun faktor eksternal salah satunya adalah media pembelajaran yang merupakan alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.
Media pembelajaran merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagaimana dipopulerkan oleh Zakiah Daradjat bahwa : ”Media pendidikan atau media pembelajaran adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”.
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Secara implisit media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan computer.[13]
Adapun penggunaan pemilihan media pembelajaran adalah:
- Objektivitas
- Program pengajaran
- Sasaran program
- Situasi dan kondisi
- Kualitas teknik
- Keefektifan dan Efesiensi penggunaan
Dari pendapat di atas bahwa sekiranya seorang pendidik harus memilih dalam menggunakan media pembelajaran sebelum proses pengajaran berlangsung, sebaiknya dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan faktor-faktor diatas agar keberhasilan yang diinginkan dapat terpenuhi dengan baik. Dengan kata lain bahwa dengan menggunakan media pembelajaran dapat diketahui minat belajar siswa, karena belajar tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya minat oleh karena itu guru dituntut untuk dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
2. Prestasi belajar siswa ( Variabel Y )
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai, (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).[14]
Syaiful Djamarah berpendapat bahwa “prestasi adalah hasil yang telah dikerjakan, diciptakan (baik sarana individu ataupun kelompok).[15] Jadi prestasi ini ialah hasil dari sesuatu yang diperoleh kalau seseorang tersebut telah melakukan suatu kegiatan. Sementara Harun Harahap dkk, memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid, yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran serta nialai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.[16] Sedangkan Mas’ud Hasan Abdul Kohar, prestasi itu adalah apa yang telah didapat atau diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dari suatu kegiatan yang telah diperoleh dengan jalan keuletan kerja.[17]
Dari pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli tersebut, menurut penulis jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang yang telah dikerjakan. Dalam kontek belajar mengajar yang dilakukan siswa dan gurunya.
Slameto juga merumuskan pengertian belajar, menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[18]
Belajar merupakan suatu proses kegiatan dalam rangka mencapai tujuan atau hasil (prestasi). Sedangkan prestasi adalah hasil atau dengan kata lain prestasi adalah output dan belajar adalah sebagai input. Antara input dan output saling keterkaitan, suatu hal yang mempengaruhi input berarti berdampak pula pada output. Begitu pula dalam proses belajar mengajar. Prestasi akan baik apabila proses yang dijalaninya dalam belajar itu baik, begitupun sebaliknya prestasi akan buruk apabila proses yang dijalaninya dalam belajar itu buruk.
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
- Faktor internal, yakni meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa.
- Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
- Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan materi-materi pelajaran.[19]
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa minat memiliki peranan penting dalam belajar,minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.
Minat tidak dibawa sejak lahir, akan tetapi minat muncul dikemudian hari, minat sesuatu dipelajari dan dipengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan penyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat dipelajari hal tersebut asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.
E. Langkah-langkah Penelitian
Dalam memaparkan skripsi ini, maka penulis menempuh beberapa langkah untuk mendapatkan data-data demi terlealisasinya pembahasan di atas:
1. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk mencari dan mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam data dengan tekhnik dan cara yaitu:
a. Observasi : mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan atau pengamatan langsung di lapangan/lokasi objek penelitian.
b. Interview: melakukan wawancara dengan menyusun pernyataan-pernyataan dengan menyiapkan pedoman atau panduan wawancara.
c. Library research: pengumpulan data dengan cara mencari data atau referensi melalui perpustakaan untuk mengadakan pengkajian yang berhubungan dengan masalah penulis yang akan dibahas.
2. Tekhnik Pengolahan Data
Mengolah data berarti menyaring dan mengatur data yang telah diperoleh untuk menghasilkan susunan substansi masalah yang benar setelah terkumpul kemudian penulis menggunakan cara-cara dalam pengolahan data tersebut dan mengaflikasikannya permasalahan menurut jenis batasan permasalahan itu sendiri lalu dianalisa secara kuantitatif dengan tidak menyampingkan data secara kualitatif serta merujuk kepada literatur yang berkaitan dengan obyek penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan masalah secara sistematis, faktual dan akurat yang mengenai fakta-fakta yang sering terjadi. Adapun alasan penulis menggunakan metode tersebut karena masalah yang sedang diteliti adalah masalah yang ada dan sedang berlangsung pada saat sekarang, dan juga dapat memudahkan penulis dalam menganalisa masalah.
Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
a. Library research (Studi Kepustakaan) : cara pengumpulan data dengan cara studi pustaka dengan mengadakan pengkajian yang berhubungan dengan masalah penulis yang akan dibahas
b. Studi Lapangan
Penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian terhadap objek yang akan diteliti dan dijadikan sumber penelitian. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi : melakukan tinjauan ke suatu tempat yang dijadikan objek penelitian/lapangan secara langsung dalam rangka mencari dan mengumpulkan data.
2. Wawancara (Interview) : proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara denagn responden atau yang diwawancara dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (Panduan Wawancara).
Pada penelitian ini metode wawancara sangat diperoleh untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden guna mendapat data yang akurat melakukan wawancara dengan menyusun pernyataan-pernyataan dengan menyiapkan pedoman wawancara.
3. Kuesioner (Penyebaran Angket)
Kuesioner (angket) merupakan metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dilengkapi oleh responden yang menjadi objek penelitian.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran skripsi ini, disusun dalam lima Bab, dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Langkah-langkah Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
Bab II Analisis teoritis tentang media pembelajaran dan minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih terdiri dari Media pembelajaran yang meliputi pengertian media pembelajaran, fungsi dan macam-macam media pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Minat belajar siswa yang meliputi pengertian minat dan belajar, urgensi minat belajar, cara untuk membangkitkan minat belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan belajar siswa dan hubungan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih.
Bab III Metedologi penelitian terdiri dari: Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Tekhnis Analisis data, dan Hipotesis Penelitian.
Bab IV Analisis hasil penelitian terdiri dari analisis data variabel X, analisis data variabel Y dan korelasi antara analisis data variabel X dan analisis data variabel Y
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998, cet. ke-11.
Arifin, H. M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,, 1989.
__________Ilmu Pendidikan Islam, (Tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan Interdisipliner), Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Atmodiwirio Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2000.
Bahri Syaiful Djamarahdan Drs, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
___________, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional, 1994.
Daradjat Zakiah, Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara. 1994.
Departemen Agama RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Depag RI Direktorat Jendral, Pendidikan Islam, 2006.
Hadi Amirul, dkk, Metodelogi penelitian Pendidikan Jakarta: Pustaka Seribu. 1998
Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Yogyakarta, 1986.
Syukur, Ftaah, Drs, M. Ag, Teknologi Pendidikan, Cet. Ke-1, Semarang: Rasail, 2005
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Mulyasa E., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
_________Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1998), cet. ke-2, h. 1.
[2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penerbit CV Eko Jaya. Jakarta 1989
[3] Anwar Arifin, Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas, (Jakarta: Depag RI, 2003) hal. 37.
[4] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2004)Cet. Ke-4, h. 179.
[5] Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Cet.Ke-5, h. 15.
[6] Ajhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) hal. 7.
[7] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) Cet. Ke-5, hal. 208.
[8] Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), h. 19.
[9] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1985), cet. ke-8, h. 768.
[10] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), cet. ke-7, h. 249.
[12] Didi Atmidilaga, Petun juk Pengkajian dan penerapan Sistematika Skripsi Gaya Baru, (Bandung: perpustakaan Bandung, 1981), h. 15.
[13] . Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).
[14] WJS. Purnawiranto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1985), h. 1
[15] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi dan Potensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional. 1994), h. 19
[16] Ibid, h. 20
[17] Ibid, h. 92
[18] Ibid, hal. 2.
[19] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 132.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar